- -= Naruto Chapter 670 =-
- Naruto terbangun dari tidur panjangnya,
- terbangun di tempat misterius yang belum
- pernah ia kunjungi sebelumnya. "Dimana
- aku?" Naruto bertanya-tanya. "Apa aku..
- sudah mati?"
- "Mengapa berpikir kalau engkau telah mati?"
- ucap orang misterius yang berada tak jauh
- darinya. "Caramu memandang kematian
- sungguh berbeda dengan caraku dahulu.."
- ucapnya lagi.
- "Anak muda, engkau pasti memiliki spirit
- yang maha besar hingga memandang
- kematian sesantai itu.."
- "Siapa kau?" Naruto tak mengenal orang itu.
- "Itu adalah pertanyaan yang realistis dalam
- situasi seperti sekarang ini, tapi aku
- khawatir jikalau pendapatmu akan berbeda
- dengan pendahulumu setelah dirimu
- mendengar namaku.."
- "Aku adalah ia, orang yang telah membawa
- kedamaian dan perintah, namaku adalah
- Hagoromo.."
- "Reaksimu.. diriku telah memprediksi bahwa
- reaksimu akan seperti itu.." ucap orang itu
- lagi, Hagoromo, lelaki tua yang duduk di atas
- bola-bola hitam yang melayang.
- "Aku tak terlalu mengerti dengan apa yang
- dia katakan, apa dia itu kakek-kakek yang
- suka memberi ceramah pada orang-
- orang??" pikir Naruto. "Maaf pak tua, tapi
- aku.."
- "Yah, kalau begitu.."
- "Ah!! Matamu!!" Naruto baru menyadarinya,
- kakek itu memiliki mata yang sudah tak
- asing lagi baginya. "Rinnegan!!!" ucap
- Naruto.
- "Engkau memiliki bakat dalam memandang
- seseorang, dan aku berharap hendaknya kau
- juga mampu mengerti kondisimu saat ini
- secara realistis.."
- "Engkau belum mati.. ini adalah dunia yang
- berada di dalam pikiranmu.." kakek itu terus
- mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak
- terlalu dimengerti oleh Naruto. "Aku
- menyadari engkau pasti sudah tidak sabar
- lagi, namun akan jadi percuma saja jikalau
- engkau terburu-buru saat ini, wahai anak
- muda.."
- "Pak tua ini bukan musuh, kan?" pikir Naruto
- lagi. "Tapi.."
- Naruto kemudian membentaknya, "Sudah
- cukup!! Bisakah kau bicara dengan bahasa
- yang aku mengerti!?"
- "Diriku adalah suatu anakronis, aliran waktu
- yang begitu panjang telah memberi
- perubahan yang penting terhadap tradisi
- dan budaya manusia, cara pandang dan
- etnis.."
- "Ketika aku melakukan perjalanan waktu
- untuk bisa bertemu dengan transmigran,
- diriku mampu merasakan diskrepansi dalam
- nilai kita. Secara methologik, aku juga belajar
- budaya dan bahasa baru, tapi.."
- "Daaah!!! Diam!!!" Naruto semakin kesal.
- "Aku tak punya waktu untuk mendengar
- perkataan kakek aneh sepertimu!!!"
- bentaknya lagi.
- "Pemburuan kata-kata, serta berbagai jenis
- pembelajaran adalah hal yang ambigu.
- Jikalau dirimu hendaknya tidak mampu
- untuk sampai pada pengertian mutual
- karena sulit untuk menemukan suatu
- definisi, maka aku akan membuka
- pengetahuan idealistik dan pemikiran
- materialistiku serta bicara dengan cara yang
- mudah.."
- "Apa kau ini alien atau semacamnya, hah?"
- ucap Naruto. "Aku bisa merasakan kalau kau
- itu punya kharisma, tapi.."
- "Yah, itu terlalu berlebihan, kan? Ehm.." kakek
- itu kemudian mengubah logatnya. "Aku ini
- alien? yang benar saja, hahaha! Tapi kurasa
- itu cukup masuk akal juga sih.."
- "Eh!?" Naruto kaget.
- "Kau masih belum mengerti juga?" tanya
- kakek Hagoromo. "Aku tak berharap
- percakapan kita menjadi begitu kompleks.."
- "Tidak, caramu bicara sekarang sudah bisa
- kumengerti!! Aku hanya kaget karena
- perubahannya begitu tiba-tiba.."
- "Oh, benarkah?? Jadi sekarang aku hanya
- perlu bicara seperti ini, kan? yeah!!"
- "Aha.. tapi.. aneh saja, caramu bicara tak
- cocok dengan penampilanmu.." ucap
- Naruto. "Kharismu tiba-tiba saja
- menghilang.." ucapnya dalam hati.
- "Kurasa kau harus membuang sedikit
- perasaan kompleks itu, atau kau akan
- terdengar seperti orang bodoh.." saran
- Naruto.
- "Bukankah itu terlalu berlebihan? siapa yang
- kau sebut bodoh, hah!? Yah, kurasa itu
- memang pantas kudapat kalau bicara seperti
- itu.. jadi apa sekarang cara bicaraku sudah
- agak baikan?"
- "Ya!! Begitu saja!! Aku tak keberatan dengan
- itu, kurasa sekarang aku sudah mengerti.."
- "Huft, akhirnya sekarang kita bisa bicara
- dengan baik.. ngomong-ngomong , kau ini
- siapa? Kau tahu banyak tentang tempat ini,
- jadi bisakah kau memberitahuku bagaimana
- cara untuk bisa keluar dari sini?"
- "Jangan menanyaiku terlalu banyak
- pertanyaan secara bersamaan.. di masa lalu,
- aku sudah mati. Aku adalah seorang
- pendeta, dalam bentuk chakra yang
- melayang, melakukan perjalanan antar
- generasi untuk melihat ninshuu akan
- menjadi seperti apa.."
- "Namaku adalah Hagoromo, dan sebagai
- pendiri ninshuu, aku juga dikenal sebagai
- Rikudo Sennin.."
- Ya, kakek itu tak lain adalah Rikudo Sennin.
- Naruto Chapter 670 - Awal
- Versi Teks oleh : VersiTeks.com
- "Eeh!? Kau yang dibicarakan oleh petapa
- genit dan Nagato!?" Naruto kaget.
- "Oh, jadi kau tahu aku?" ucap kakek itu,
- Rikudo Sennin.
- "Kau adalah orang yang menciptakan
- ninjutsu, kan!?"
- "Bukan ninjutsu, melainkan ninshuu.." ucap
- Rikudo Sennin. "Ninshuuku dibuat untuk
- menciptakan harapan, jangan samakan
- dengan ninjutsu yang dibuat untuk
- menciptakan perang.." jelasnya.
- "Ngomong-ngomon g, kalau kau memang
- Rikudo Sennin, ada banyak hal yang
- kutanyakan, tapi pertama-tama.."
- "Kau mengingatkanku dengan putraku,
- Ashura.." ucap Rikudo Sennin. Ia
- mencelupkan tongkatnya ke air yang ada di
- bawah mereka. Lalu saat Naruto menatap ke
- bayangannya yang ada di air, terlihat sosok
- putra bungsu Rikudo Sennin, Ashura.
- "Yah, kurasa sekarang adalah saat yang
- tepat, ada sesuatu yang ingin kupercayakan
- padamu.." ucap Rikudo Sennin.
- "Ashura? percayakan??" masih ada banyak
- hal yang tak Naruto mengerti. "Berhenti
- mengatakan hal-hal yang aneh, keluarkan
- saja aku dari sini.." ucapnya.
- "Maaf, tapi itu bukanlah sesuatu yang bisa
- kulakukan.. itu tergantung dari apa yang
- dilakukan oleh orang yang ada di luarmu,
- aku hanya bisa memberitahumu.. "
- "Lagi-lagi aku tidak mengerti.." ucap Naruto.
- "Intinya percuma saja kalau kau bebas
- sekarang. Untuk itu, aku akan memintamu..
- bukan, kaulah yang bertanya padaku..
- pertama-tama, mengenai ibu dan putra-
- putraku.. "
- "Sebagai ibu, Kaguya Ootsuki datang ke
- tanah kalian dari negeri yang sangat jauh..
- dia datang untuk mengambil buah pohon
- suci.." Rikudo Sennin mulai bercerita. "Itu
- adalah pohon suci yang kau lihat dalam
- perang ini.. dan buahnya terbuat dari
- chakra.."
- "Kaguya memakan buah itu, dan dengan
- kekuatan yang didapatnya, ia bisa
- menguasai dunia.."
- "Dari mana Kaguya berasal? apa dia lebih
- kuat darimu? apa benar ibu-ibu itu
- mengerikan kalau mereka marah??" tanya
- Naruto.
- "Darimana dia berasal bukanlah sesuatu
- yang penting.. dia itu kuat, lebih kuat dari
- siapapun. Orang-orang menganggap ibuku
- sebagai dewa, sekaligus iblis.. mereka
- memuja sekalikus takut padanya.."
- "Kaguya kemudian melahirkan dua anak,
- dimana aku adalah salah satu dari mereka.
- Untuk mendapat pengampunan dari dosa
- ibu kami, aku dan saudaraku bertarung
- melawan Juubi, yang merupakan inkarnasi
- dari pohon suci, dan kemudian menyegelnya
- dalam tubuh kami.."
- "Pohon suci berjuang untuk mendapatkan
- kembali buah chakra yang telah dicuri
- darinya. Kemudian, aku juga memilikii dua
- orang anak, yang lebih tua kunamai Indra
- dan adiknya Ashura.. aku mengajari mereka
- ninshuu.."
- "Akan tetapi, mereka memiliki perbedaan
- yang sangat besar. Yang satu memiliki gen
- chakraku yang kuat sementara yang satunya
- lagi tidak, perbedaannya benar-benar jauh.."
- "Lagi-lagi menjadi rumit, dengan kata lain
- saja.." pinta Naruto.
- "Pada dasarnya, sang kakak, Indra memiliki
- kemampuan yang sangat hebat, sementara
- Ashura kemampuannya sangat buruk.."
- "Sangat buruk.. padahal dia putra Rikudou
- Sennin.." ucap Naruto.
- "Mungkin tak seharusnya aku mengatakan
- ini, tapi.. tak peduli seberapa hebat orangtua,
- anak mereka tak akan langsung mewarisi
- semua potensi mereka begitu saja, aku yakin
- kau pasti mengerti mengerti hal itu.. karena
- kau juga begitu kan, Naruto?"
- "Kurasa memang begitu.." ucap Naruto,
- teringat dengan orangtuanya.
- "Kau benar-benar mengingatkanku akan
- Ashura, juga hal-hal yang telah kau lakukan.."
- ucap Rikudo Sennin lagi.
- "Hm?? yang kulakukan??"
- "Indra dan Ashura berjalan di jalan yang
- berbeda.." ucap Rikudo Sennin.
- "Indra yang terlahir dengan kekuatan mata
- dan kemampuan bertarung yang hebat
- dianggap sebagai anak jenius.. dia
- melakukan semua yang ia mau dan mengerti
- kalau kekuatannya itu spesial dan berbeda
- dari orang-orang.. dia juga sadar kalau
- kekuatan bisa membuat apapun menjadi
- nyata.."
- "Di sisi lain, Ashura tak bisa melakukan
- segala sesuatu dengan baik, bahkan sejak ia
- masih kecil.. ia tak bisa melakukan apapun
- seorang diri. Untuk bisa menyandingi
- kekuatan kakaknya, ia butuh banyak usaha,
- serta dukungan dari orang lain.."
- "Setelah melewati latihan yang sangat keras,
- chakra dalam dirinya mulai mekar.. akhirnya
- ia memperoleh kekuatan yang sama dengan
- kakaknya.. dia juga sadar kalau kerja sama
- dan bantuan dari orang lainlah yang
- membuatnya menjadi kuat.."
- "Ia mengerti arti dari menjaga orang lain,
- dan sadar kalau cinta bisa membuat
- segalanya menjadi nyata.."
- "Dari jalan yang Ashura tempuh, aku bisa
- melihat adanya kemungkinan.."
- "Aku memecah kekuatan Juubi yang ada
- dalam diriku, kemudian memberikan nama
- pada tiap bagiannya.. aku percaya kalau
- hubungan yang disebut dengan kerja sama
- adalah kekuatan yang sesungguhnya.."
- "Aku juga menjadikan Ashura sebagai
- pewaris ninshuu, jadi dia bisa mempimpin
- orang-orang, dan kupikir kakaknya Indra
- juga akan mau bekerja sama, namun.."
- "Indra tak bisa menerimanya, dan sejak saat
- itu semuanya dimulai.. perang yang
- panjang.."
- "Meskipun tubuh mereka telah hancur,
- chakra mereka tetap tidak menghilang,
- berpindah dari waktu ke waktu, terus
- menerus.." jelas Rikudo Sennin.
- "Seperti kerasukan arwah, ya.. lalu, siapa
- yang ia rasuki sekarang?" tanya Naruto, lalu
- Rikudo Sennin menjawab, "Kau, Naruto..
- kaulah reinkarnasi dari sang adik, Ashura.."
Naruto Chapter 670
Penulis : Unknown on Jumat, 28 Maret 2014 | 10:10 PM
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Laman
Diberdayakan oleh Blogger.